Vitamin Saat Lelah Menyapa

Danboo Mau bunuh diri
Setelah asik ber-Galau-ria, menikmati indahnya menggalau. Tiba-tiba baca statusnya Om Akung, yang isinya bisa menjawab kegalauan aku itu. Tapi sebelum kujelaskan apa isi statusnya, aku ceritakan tentang beliau ini.
Om akung, begitu aku memanggilnya. Berawal dari keikutsertaanku dalam Grup penulisan di facebook GPM BORA yang diketuai Kang Achoey. Waktu ada kegiatan kepenulisan itu aku gak ikut, tapi aku disajikan cerita beserta fotonya di Grup. Dari sinilah, awal mula aku bertemu Makanan Favoritku, Siomay. Dan Om Akung inilah Owner-nya. Beberapa kali Om akung mengadakan "ketemuan" sama GPM BORA saat itu juga aku lagi berhalangan jadi gak bisa ikut, padahal Om baik hati selalu bawain Siomay Onlen secara "Gratis". Aduuh, sayang banget gak pernah lagi pas aku-nya ada.

Tentang Sebuah Tanggung Jawab

Hari ini masih mau curhat...
Masih sambungan dari curhatan kemarin yang kuberi judul Tentang Aku, Warung dan Ayam Potong.

Sebetulnya orangtuaku termasuk orangtua yang demokratis, mereka selalu "membebaskan" aku memilih sesuatu yang aku ingin. Tentunya, setiap pilihan yang aku ambil harus aku tanggung juga resikonya.
Begitu pun dengan kehidupan, setelah lulus SMA mereka tidak memaksa aku untuk kuliah, hanya aku yang tidak memilih jalan itu. Entah kenapa...

Dan kehidupan saat ini, menjadi calon "tukang" warung atau calon "tukang" ayam potong bukanlah pilihanku. Mungkin ini lebih ke "konsekuensi" atas pilihan yang pernah aku ambil dulu. Mungkin ini lebih ke-Tanggung-jawabnya.

Tanggung jawab aku sebagai anak mereka, aku merasa ber-Hutang terlalu banyak pada mereka.
Untuk sebuah "kesalahan" yang pernah aku pilih untuk hidupku, tapi kini "kesalahan" itu juga yang membawaku untuk mengabdikan diriku seutuhnya untuk mereka.

Kalau dulu, aku membantu mereka sekedar mencari uang jajan "lebih", kini tidak lagi. Aku malu, sangat malu jika masih harus meminta. Lain hal kalau mereka yang memberi.
Jadi, semua hal yang aku lakukan untuk mereka sebatas untuk membantu. Belum terpikir untuk nanti meneruskan....

Beranjak dari yang melatarbelakangi keberadaanku saat ini, siang kemarin secara gak sengaja aku dapatkan jawaban dari Bapak. Jawaban tentang kenapa setelah ia terlihat "Lelah" dengan usahanya ini sejurus kemudian semangatnya seperti bangkit lagi.
Jadi, Bapak tuh suka liat bapak-bapak yang kerjanya "serabutan" dan ia berpikir
Mun Bapak gawena kitu, kumaha lamun si Ranii menta duit?)
(Kalau Bapak kerjanya cuma serabutan gimana kalau si Ranii minta uang?
mendengar alasan Bapak membuat hatiku sedikit terhentak, oooh alasan itu yang membuatnya semangat lagi? Sekedar ingin memenuhi pintaku, padahal aku udah hampir jarang minta uang, Bapak yang kadang ngasih.

Alasan?

Yah aku memang memerlukan beberapa alasan untuk itu..
Yang gak tau kenapa, akhir-akhir ini aku merasa "lelah" bertahan disini, di dunia ini.
Rasanya aku gak punya semangat lagi... aku lelah, benar-benar lelah
Cerita Tentang Kegalauan Hati

Saat merasa Lelah, aku sandarkan diri sejenak, merasakan hangatnya pelukan Sang Pencipta. Aku kembali pada nyatanya kehidupan, yah kehidupan yang telah membuatku merasa terlahir kembali, dan aku harus tetap hidup. Bangkit berdiri apapun yang terjadi.

Lalu aku?
**masih belajar membagi waktu..
Pagi sampai siang aku di kandang pemotongan, warung ibu sekarang ada yang bantu jaga, adiknya ibu sampai jam 2n. Selebihnya, jam 2 sampai sore kadang ibu kalau aku ke pasar buat belanja, abis maghrib sampai jam 10 aku yang jaga, shift malem ceritanya. hehehe

**masih belajar banyak tentang usaha ini, tapi masih bertanya-tanya,
Bisakah aku? Bisakah untuk memahami arti Bijak? memahami kata "Rendah hati"? dan bisakah kuemban amanah ini hingga mendulang sukses dikemudian hari? apa iya aku bisa? >.< **mencoba berpikir untuk menjalankan kedua usaha ini, orang aja bisa kok punya perusahaan banyak masa aku gak bisa? hehehe, ini emang bukan perusahaan sih tapi kan lumayan juga "ngatur"nya. Sepeti yang kukutip dari Blog Sing Biasane

sistem bisnis, harus mulai dibangun, supaya karyawan dan sistem yang kita bangun, bisa melakukan usaha ini sendiri. Nah tanpa adanya kita, usaha bisa jalan, saatnya fokus ke pengembangan dan diversifikasi usaha.
Nah, mungkin ini yang harus aku pikirkan baik-baik, Sistem Usaha >.<

Oke, kita sepakati saja...
Kegalauan ini tak perlu dibatasi.
Aku masih berjalan mencari jalan MoveOn, meski merangkak perlahan.
Usaha warung ibu, sedang pindah tempat. Bergeser sedikit demi sedikit melebarkan tempat, hanya sekedar agar sanggup bernafas lebih "bebas" lagi.
Usaha Ayam potong, masih perlu pembenahan yang "lumayan", mencari pekerja yang handal-nya yang susaaaaaaaaaaaaaaah.

Perlahan pasti bisa :D
SEMANGAAAAAAAAT !! satu-satunya cara yah menyemangati diri sendiri ^^