Cerita Tentang Sertifikasi Halal

Setelah bertahun-tahun menjalankan usaha kecil-kecilannya dalam bidang pemotongan ayam yang tak pernah ia rencanakan sebelumnya. Yah, dulu bapakkku hanya penjual buah yang lumayan sukses disebuah pasar di Bogor, Pasar Pedati namanya. Tapi, setelah ia memiliki orang kepercayaan yang sekaligus jadi menantunya. Bapakku memutuskan untuk istirahat dari dunia perdagangan. Dia memilih di rumah dan mengurus kebunnya.
Dan entah hal apa yang membuat Bapak tiba-tiba terjun menekuni usaha ayam potong, yang dulunya dipegang adik bapak. Beberapa tahun berjalan dan mungkin sudah merasa 'nyaman' dengan usaha barunya, bapak menyampaikan keinginannya untuk memiliki label halal.



Sertifikasi HALAL dari MUI
Aku bingung harus bertanya ke siapa dan Triing, aku tau. Om Google, setelah aku mencari tau lewat website yang aku temukan dari Google, aku masih kurang ngerti juga. Aku ini memang agak lola kalau menyerap ilmu,hehhe. Aku pun kirim E-mail ke sekretariatlppom@halalmui.org, dan langsung mendapat tanggapan.

Balasan Email dari MUI

Ternyata aku harus mendatangi Operational Office (Bogor)yang beralamat di
Gd. LPPOM MUI - Kampus IPB Baranangsiang, Jl.Raya Pajajaran Bogor 16144, Jawa Barat, Indonesia. Phone 62 251 8358748 & Fax 62 251 8358747
untuk mendapat semacam formulir gitu. Dan yang datang kesana kakak iparku, ternyata disana hanya pendaftaran atau semacam rekomendasi untuk pengajuan ke MUI JABAR yang ada di Bandung aja. Jadi, permohonan awalnya disampaikan lewat telpon, dan formulir dikirim melalui FAX.
Oke, setelah itu kita isi dan kirim kembali.

Dan tanggal 18 Desember 2012, datanglah tim verifikasi dari bandung untuk meninjau Tempat Pemotongan Ayam. Waktu itu bapak yang mendampingi mereka. Hanya beberapa jam, dan langsung diberi kuitansi pembayaran sebesar 1.850.000.
Kwitansi Pembayaran Sertifikasi HALAL,
Borang A dan B
Lalu mendapat kabar jika sidang baru dimulai bulan Februari, berarti belum tentu 'Lulus' yah, pikirku.

Nah, diawal maret ini ternyata bapak mendapat kabar jika sertifikasi dikabulkan, Alhamdulillah 'Lulus' :D. dan katanya label halal telah dikirim melalui POS. Waktu bapak pulang langsung mengabariku tentang hal ini.
Tapi ditunggu beberapa minggu tak nampak juga itu label halal. Wah wah, kenapa ini? adaa apa.

Aku akhirnya mengirimkan email ke halal_mui_jabar@yahoo.co.id namun ditunggu tak nampak juga kabarnya.
Balsan Email
Tanggal 20 Maret aku hubungi lewat telpon di nomer (022)723 41 48. Sayangnya waktu itu bagian pengeposan sedang tidak di tempat. Dan katanya akan dihubungi kembali nanti. Aku menunggu lagi, masih belum ada kabar dan emailpun tak kunjung mendapat balasan.
Ibu juga sempat bertanya ke pihak Desa setempat, Desa Sukamantri tepatnya. Mereka bilang jika ada kiriman dari pos biasanya langsung disampaikan ke rumah.

Akhirnya, kemarin aku putuskan untuk mengrim email ke MUI Pusat, karena waktu pertama aku kirim E-mail aja tanggapannya cepat. Alamat E-mailnya menjadi Services@halalmui.org.

Dan TERBUKTI, pihak admin langsung mem-follow up ke lppom daerah.
Siang itu juga, pihak MUI Jabar kembali menghubungi bapak di nomer Simpatinya, yang kebetulan Hp-nya sedang aku pegang. Katanya pengiriman telah dilakukan sejak awal bulan, dan aku meminta no resi untuk pengecekan ke kantor pos.
Aku langsung cek online di sini. dan ajaib, data menunjukan jika berkas telah di terima, bagian Sekretaris bernama Deddy. Hah? Deddy siapa yahhh?? aku ingat-ingat, bukankah ada salah satu staff desa bernama pak Deddy???
aku langsung cek ke Desa, pihak desa tetap tidak merasa menerima surat apa pun dari pos. Aku ngotot dan bilang telah mengecek ke pihak POS jika surat telah sampai dan di penerima bernama pak Deddy. Aku bilang surat itu dari MUI pak !

akhirnya dia ingat juga --" dan katanya dia serahkan ke Pak Oppa, beliau ini seorang amil di desaku.
Loh kok? bisa ada disana yah.. yaaampuuuun, ternyataaa >.< Aku masih bingung kenapa sampai surat itu sampai di tempatnya pak Oppa, setelah aku menerima surat itu, barulah aku tau apa salahnya. Sempat nyasar akhirnya datang juga

** Pihak MUI JABAR hanya menyertakan nama perusahaan tanpa menyertakan nama pribadi pemilik juga no HP nya sehingga begitu menyulitkan kurir POS untuk mencari, seengaknya kalau ada no hp penenrima pastinya lebih mudah. yah gak?
** Ada kesalahpahaman dalam mengartikan alamat tujuan dengan awalan TPA, dikiranya Tempat Pendidikan Al-Qur'an, padahal Tempat Pemotongan Ayam. Mungkin jika ada penjelasannya tidak akan sampai salah alamat, karna pemotongan di daerah sini, hanya punya bapak aja.
** Memang nama pemotongan yang didaftrakan bapak, Sawo Raya Farm tidak diketahui pihak Desa, yang mereka tau pemotongan ini namanya pemotongan Pak Atang,hhi
** Tidak adanya koordinasi dengan pihak Desa setelah sertifikasi ini.

Yah, tapi terlebih dari itu semua.
Akhirnya apa yang menjadi keinginan bapak terwujud juga,
Sertifikasi halal telah dimilikinya.
Sawo Raya Farm HALAL 100%

Semoga dengan adanya label Halal ini semakin meyakinkan konsumen mengenai ayam potong yang bapak jual.
Aamiin.

Untuk temen-temen yang mungkin ingin juga melakukan sertifikasi halal bisa mengunjungi website MUI. Juga bisa melalui E-mail info@halalmui.org ^^


Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi, Googling

4 comments

  1. Subhanallah begitu besar keinginan dan lika liku untuk mendapatkan sertifikasi halal ini. Insya Allah usaha bapak ukhti tidak sia-sia dan tercatat sebagai amal sholih.

    Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)

    Salam Halal - www.PusatHalal.com

    ReplyDelete
  2. hasilnya bisa di cek di halalmui
    bs jg pakai android
    terima kasih banyak

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah, dapet gambaran dari kisah si mbak, berencana melakukan hal yang sama untuk sertifikasi halal MUI. Keren Mbak!

    ReplyDelete